Wajah Sering Minyakan & Jerawatan? Mungkin Kamu Masih Lakukan Kesalahan Ini!

Wajah Sering Minyakan & Jerawatan? Mungkin Kamu Masih Lakukan Kesalahan Ini!

Pernah merasa wajah selalu berminyak meskipun sudah cuci muka berkali-kali? Atau mungkin pori-pori terlihat besar dan jerawat sering muncul tanpa diundang? Tenang, kamu nggak sendirian! Kulit berminyak bukan berarti buruk, tapi kalau nggak dirawat dengan baik, bisa jadi pemicu jerawat dan masalah kulit lainnya.

Supaya kulit tetap sehat dan seimbang, yuk kita bahas semua fakta penting tentang kulit berminyak, penyebab jerawat, serta tips merawatnya dengan cara yang benar!

Sebum: Sahabat Kulit yang Tak Terlihat

Di bawah permukaan kulit, tepatnya pada pori-pori, terdapat kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak alami yang disebut sebum. Sebum ini berfungsi sebagai pelindung kulit dengan menjaga kelembapan dan kesehatannya. Produksi sebum pada orang dewasa yang sehat rata-rata sekitar 1 mg/10 cm² setiap 3 jam. Namun, jika produksi sebum turun drastis, kulit bisa jadi kering dan mengalami kondisi xerosis. Sebaliknya, jika produksi sebum berlebihan, kulit bisa menjadi berminyak, bahkan memicu seborrhea atau jerawat.

 Sumber: https://www.aestheticstudio.com.sg/blog/active-acne-what-is-it

Sebum memiliki banyak manfaat, seperti:

  • Melapisi lapisan kulit epidermis, yang merupakan penghalang utama tubuh terhadap zat oksidatif dari lingkungan sekitar.

  • Membantu menjaga kelembaban kulit dan mencegah kulit menjadi kering

  • Melindungi kulit terhadap sinar matahari

  • Mengantarkan lipid antimikroba dan antioksidan dalam bentuk squalene, koenzim Q10, dan vitamin E, serta aktivitas pro-inflamasi dan anti-inflamasi yang dilakukan oleh jenis lipid-lipid tertentu.

Jadi, sebum bukan hanya minyak biasa, tetapi juga merupakan pelindung penting bagi kulitmu.

Mengapa Kulit Bisa Berminyak?

Kulit berminyak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  1. Genetika
    Kulit berminyak dapat diwariskan melalui gen yang mengatur fungsi kelenjar sebasea. Jika salah satu keluargamu ada yang  memiliki kulit berminyak, kemungkinan besar kamu juga akan memiliki kelenjar sebasea yang hiperaktif. 

  2. Usia dan Jenis Kelamin
    Meskipun jumlah kelenjar sebasea akan tetap sama sepanjang hidup, namun kecepatan produksi sebum tertinggi ada pada usia 15–35 tahun dan akan terus menurun seiring bertambahnya usia dan pada kenyataannya, kelenjar sebasea akan menjadi lebih besar, akibat penurunan daya pergantian sel kita. Sehingga hal ini menjadi alasan mengapa pori-pori terlihat lebih besar pada usia lebih tua.
    Sedangkan pada pria, mereka memiliki kelenjar sebasea yang lebih aktif dan cenderung menghasilkan lebih banyak sebum daripada wanita. Sehingga kulit pria cenderung memiliki lebih banyak pori-pori dan lebih besar ukurannya.

  1. Aktivitas Hormon
    Hormon juga berperan dalam produksi sebum. Misalnya, kadar hormon androgen yang meningkat selama masa pubertas atau siklus menstruasi pada wanita bisa memicu produksi sebum yang berlebihan.

  2. Perubahan Musim
    Produksi sebum juga bisa dipengaruhi oleh suhu udara. Saat suhu meningkat, produksi sebum pun akan meningkat sekitar 10%. Hal ini disebabkan oleh perubahan viskositas atau kekentalan sebum yang lebih cair saat suhu panas.

  3. Asupan Makanan
    Makanan yang mengandung lemak tinggi atau karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan produksi sebum dan juga dapat memiliki efek peningkatan pada kadar hormon yang dapat mendukung terbentuknya jerawat. Jadi, asupan makanan juga menjadi hal yang harus dijaga ya  jika ingin menjaga kulit tetap seimbang.

Jerawat: Musuh Utama Kulit Berminyak

Jerawat sering jadi masalah utama bagi pemilik kulit berminyak. Bukan cuma bikin kesal, tapi juga bisa mengurangi rasa percaya diri. Supaya bisa menanganinya dengan benar, kita perlu tahu penyebab utama jerawat:

  • Sebum
    Semakin banyak sebum yang diproduksi, semakin besar kemungkinan terjadinya jerawat. Produksi sebum dapat meningkat ketika kelenjar sebasea membesar, yang sering kali dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada orang yang berjerawat, sebum cenderung mengandung lebih banyak squalene yang teroksidasi. Selain itu, kadar vitamin E dalam sebum sebagai antioksidan juga cenderung menurun, yang dapat memperburuk peradangan dan jerawat.

  • Perubahan Folikuler Abnormal
    Sel-sel kulit yang seharusnya terkelupas dan keluar melalui lubang folikel malah melekat lebih kuat dan tidak terbuang dengan baik. Hal ini menyebabkan sel-sel kulit mati membentuk sumbatan keras di dalam folikel yang disebut mikrokomedo. Seiring waktu, mikrokomedo ini akan membesar menjadi komedo yang bisa terlihat dengan jelas. Komedo ini bisa berupa blackhead (komedo terbuka) atau whitehead (komedo tertutup)

  • Hormon
    Hormon androgen, seperti testosteron dan dihidrotestosteron (DHT) merangsang perubahan pada sel-sel penghasil minyak (sebotosit) dan sel-sel kulit (keratinosit) di sekitar folikel rambut, terutama selama masa pubertas. Ketika kadar hormon androgen meningkat, akan menyebabkan kelenjar sebasea menghasilkan lebih banyak minyak. Peningkatan kadar DHT juga dapat menyebabkan penebalan kulit yang berlebihan, yang dikenal sebagai hiperkeratinisasi yang berkontribusi pada terbentuknya sumbatan di dalam pori-pori. 

  • Bakteri
    Bakteri Propionibacterium acnes adalah salah satu bakteri yang berperan penting dalam perkembangan jerawat. Bakteri ini hidup di bawah permukaan kulit, di dalam folikel rambut yang dipengaruhi oleh hormon androgen. Propionibacterium acnes berkembang biak di lingkungan yang kekurangan oksigen (anaerob), yang terjadi ketika pori-pori tertutup dan mengubah kondisi folikel kulit menjadi anaerob. Kondisi ini sangat ideal bagi pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes, yang kemudian dapat menyebabkan jerawat inflamasi.

 Sumber: https://www.aestheticstudio.com.sg/blog/active-acne-what-is-it

Jenis-Jenis Jerawat & Cara Mengatasinya

Berdasarkan penyebab jerawat yang sudah dibahas, berikut ini Senna jelaskan jenis-jenis jerawat berdasarkan tingkat peradangannya.

  1. Komedo (Lesi Non-Inflamasi)

    • Komedo Hitam: Jerawat ini terjadi ketika pori-pori tersumbat oleh sebum (minyak) yang teroksidasi, yang menyebabkan warnanya menjadi hitam. Jangan khawatir, komedo hitam bukan akibat kotoran

    • Komedo Putih: Terjadi ketika pori-pori tersumbat di bawah permukaan kulit, menghasilkan benjolan kecil berwarna putih

  2. Jerawat Meradang (Lesi Inflamasi) 

    • Papula: Benjolan kecil yang meradang dan terkadang nyeri karena infeksi pada folikel rambut

    • Pustula: Jerawat merah dengan nanah berwarna putih atau kuning di bagian puncaknya

    • Nodul: Benjolan besar yang padat dan terkadang sangat menyakitkan, muncul di bawah permukaan kulit

    • Sista: Bentuk jerawat yang lebih parah, berisi nanah, dan bisa sangat sakit

Dengan penjelasan ini, kamu akan bisa lebih tepat memilih perawatan yang sesuai dengan jenis jerawat yang kamu alami.

Bahan-Bahan Terbaik untuk Kulit Rentan Jerawat

Menggunakan bahan yang tepat sangat penting dalam mengatasi jerawat. Berikut adalah beberapa bahan yang dapat membantu menjaga kulit Anda tetap bersih dan bebas jerawat:

1. Asam Salisilat
Asam salisilat membantu mengangkat sel kulit mati dan mencegah pori-pori tersumbat, sehingga membantu mengatasi komedo hitam, komedo putih, dan mengurangi peradangan.

2. Belerang 
Belerang memiliki sifat antibakteri yang membantu melawan bakteri penyebab jerawat, membantu pengelupasan kulit dan mengobati kondisi kulit tertentu sehingga membantu mengatasi komedo hitam dan komedo putih. Namun, belerang memiliki bau khas yang mungkin mengganggu.

3. Minyak Tea Tree
Minyak tea tree dapat membunuh bakteri, jamur, dan mengurangi peradangan pada kulit. Produk yang mengandung 5% minyak tea tree terbukti efektif dalam mengatasi jerawat, meski lebih lambat dibandingkan benzoyl peroxide.

4. Asam Azelaic
Asam azelaic dapat membunuh bakteri penyebab jerawat, melindungi kulit dari radikal bebas, menjaga pori-pori tetap terbuka, mencegah noda gelap, dan mengurangi kemerahan pada kulit.

5. Asam Alfa-Hidroksi
Asam alfa-hidroksi (AHA) membantu mengangkat sel kulit mati, mengurangi peradangan, dan merangsang pertumbuhan kulit baru untuk mengatasi jerawat dan bekasnya.

6. Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan yang membantu mengurangi kemerahan dan pembengkakan pada kulit yang rentan jerawat.

7. Adapalene
Adapalene adalah retinoid yang mengatur regenerasi sel kulit agar tidak menyumbat pori-pori dan mengurangi kemerahan serta pembengkakan jerawat.

8. Benzoyl Peroxide  
Benzoyl peroxide membantu membunuh bakteri penyebab jerawat, mengurangi produksi minyak dan membersihkan pori-pori dengan mengangkat sel kulit mati.

Tapi ingat, penggunaan bahan aktif ini harus dilakukan dengan hati-hati, terutama di bawah sinar matahari. Gunakan tabir surya dan pelembab yang tepat untuk melindungi kulitmu.

Kesalahan yang Sering Dilakukan dalam Merawat Kulit Berminyak

Tidak semua kebiasaan sehari-hari yang kita lakukan bermanfaat bagi kulit. Beberapa kebiasaan justru bisa memperburuk masalah kulit berminyak. Berikut adalah beberapa kesalahan umum yang perlu kamu hindari:

  • Mencuci Wajah Terlalu Sering
    Mencuci wajah terlalu sering atau menggunakan blotting paper bahkan menggunakan produk eksfoliasi berlebihan bisa merusak pelindung kulit membuat kulit menjadi kering dan iritasi sehingga menyebabkan kulit kehilangan kelembabannya. Kulit yang kering justru akan memicu kelenjar sebasea untuk memproduksi lebih banyak sebum, sehingga kulit semakin berminyak

  • Tidak Menggunakan Tabir Surya
    Sinar matahari yang terik bisa menyebabkan kulit dehidrasi dan memicu penebalan kulit. Ketika lapisan kulit tertekan, sebum tidak dapat mengalir dengan baik dan pori-pori bisa tersumbat. Akibatnya, produksi sebum pun akan meningkat. Jangan lupa untuk selalu memakai tabir surya setiap hari, meskipun kamu berada di dalam ruangan

  • Mengabaikan Hidrasi Kulit
    Meskipun kulitmu terlihat berminyak, kulit tetap membutuhkan hidrasi yang cukup. Air adalah komponen penting yang dapat membantu mengatur kadar sebum. Jika kulit kekurangan hidrasi, kelenjar sebasea akan berusaha mengimbanginya dengan memproduksi lebih banyak sebum. Jadi, jangan lupa untuk selalu menggunakan pelembab yang sesuai dengan jenis kulitmu

  • Banyak Menggunakan Produk Matte
    Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah menggunakan produk perawatan kulit berbahan matte secara berlebihan. Walaupun produk ini bisa memberikan efek mattifying, penggunaannya yang terlalu sering justru akan membuat kulit semakin kering, memicu produksi sebum berlebih, dan mengganggu keseimbangan kulit

Perawatan Kulit Sehari-hari

Untuk hasil terbaik, berikut rutinitas perawatan kulit berminyak yang Senna rekomendasikan buat kamu. Simak langkah-langkahnya!

  1. Bersihkan Wajah, Mulailah dengan pembersih wajah yang lembut untuk mengangkat kotoran dan minyak berlebih tanpa membuat kulit menjadi kering, ketarik hingga iritasi. Maka dari itu kamu harus pilih pembersih yang memiliki keseimbangan antara membersihkan minyak dan mempertahankan kelembaban kulit. Pilih pembersih yang memiliki pH seimbang, yang berarti memiliki tingkat keasaman yang sama dengan kulit, biasanya antara 4,1–5,8, bebas alkohol dan paraben, seperti A Fresh Start Facial Foam, untuk membersihkan wajah secara efektif namun tetap lembut.

  2. Eksfoliasi 2-3 Kali Seminggu, Gunakan eksfoliator yang mengandung Asam Salisilat (BHA) atau AHA untuk membantu mengangkat sel kulit mati. Hati-hati, jangan terlalu sering melakukan eksfoliasi agar tidak menyebabkan iritasi.

  3. Perawatan Titik Jerawat (Acne Spot Treatment), Gunakan produk yang diformulasikan khusus untuk jerawat yang sedang kamu alami, seperti yang mengandung Benzoyl Peroxide, Adapalene, atau Tea Tree Oil. Hindari memencet jerawat untuk mencegah infeksi dan bekas luka.

  4. Hidrasi dengan Pelembab Meskipun kulit kamu berminyak dan rentan berjerawat, tetap diperlukan kelembaban. Gunakan pelembab ringan dan bebas minyak yang mengandung humektan (gliserin, asam hialuronat, atau lidah buaya) seperti Acne Fighter Antiacne Moisturizer selain kandungannya dapat menjaga keseimbangan hidrasi kulit juga dapat mengontrol sebum dan bakteri penyebab jerawat.

  5. Gunakan Tabir Surya  Berbagai jenis kulit sebaiknya menggunakan tabir surya pada kulit yang terpapar sinar matahari, terutama jika mereka menggunakan perawatan jerawat seperti eksfoliator asam atau retinoid. Kamu bisa Pilih tabir surya yang non-komedogenik dan bebas minyak.

  6. Perawatan Malam dengan Retinoid, Retinol atau retinoid (topikal) bisa menjadi pilihan perawatan malam yang baik untuk membantu mempercepat pergantian sel kulit dan mengurangi peradangan. Mulailah dengan konsentrasi rendah dan tingkatkan secara bertahap.

Jika jerawat kamu sudah tergolong parah, seperti jerawat nodular atau kistik maka diperlukan pengobatan yang lebih intensif. Kamu bisa langsung konsultasikan ke dokter kulit untuk mendapatkan beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan seperti antibiotik topikal dan oral, terapi hormon, atau isotretinoin, yang membutuhkan pemantauan medis yang ketat.

Merawat kulit berminyak dan berjerawat itu butuh kesabaran dan konsistensi. Jangan buru-buru menyerah kalau belum melihat hasilnya dalam beberapa minggu. Pilih produk yang tepat, hindari kebiasaan buruk, dan jangan lupa untuk selalu pakai sunscreen & pelembap!

Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah sederhana dan upgrade rutinitas perawatan kulitmu sesuai kebutuhan. Ingat, kulit sehat bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang bagaimana kamu merawatnya dengan penuh perhatian! 💖✨

 

SUMBER

https://ensoulclinic.com/oily-skin-causes-effects-treatments/ 

https://uk.typology.com/library/oily-skin-mistakes-to-avoid 

https://www.healthline.com/health/oily-skin-causes#skin-care

https://www.niams.nih.gov/health-topics/acne

https://www.laroche-posay.us/skincare-tips-and-advice/acne-oily-skin/skincare-ingredients-for-acne.html?srsltid=AfmBOoo0B8ZZ6xAR-Hsco4Jzd8MHz6hSGu593QrSIFBEZWk5RdoltCBT

https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/acne/features/best-ingredients-for-acne-prone-skin

Kameswararao, K. et al.  2019. A Brief Review on Acne Vulgaris. Research Journal of Pharmacology and Pharmacodynamics 11(3):109. 

Picardo, M., Ottaviani, M., Camera, E., & Mastrofrancesco, A. (2009). Sebaceous gland lipids. Dermato-Endocrinology, 1(2), 68–71. doi:10.4161/derm.1.2.8472

Sakuma, T. H., & Maibach, H. I. (2012). Oily Skin: An Overview. Skin Pharmacology and Physiology, 25(5), 227–235. doi:10.1159/000338978